Sejarah Propolis Brazilian

Propolis digunakan sejak 3000 tahun sebelum Masehi dan memiliki peranan besar dalam fungsi biologi. Pada zaman Mesir kuno, Propolis telah populer digunakan sebagai obat karena kandungannya telah dikenal efektif mengobati sejumlah infeksi, luka dan bahkan dalam proses pengawetan mumi. Selanjutnya banyak penelitian ilmiah Propolis sebagai antijamur, antibakteri, dan perawatan antivirus di Uni Soviet, Eropa Timur dan Cina. Pada akhir tahun 80-an, peneliti Jepang menemukan senyawa aktif baru di dalam Propolis dengan sifat khusus. Dewasa ini diketahui Propolis berfungsi sebagai stimulan sistem kekebalan tubuh yang sangat kuat. Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; Propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan Propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang. Ir. Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah Propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, Propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen. Kata Propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah Propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah Propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. "Kota" lebah selalu dalam kondisi steril berkat Propolis. Hotnida mengatakan fungsi Propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian Propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan Propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran Propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah. Menurut Ir. Bambang Soekartiko kualitas Propolis tergantung dari sumber tanaman dan proses pembuatan. Tanaman sumber Propolis di negara subtropis seperti Bulgaria, Korea, dan Rusia adalah pohon poplar Populus sp. Brasil mempunyai Bacharis dracunculifolia dan Dalbergia sp masing-masing sebagai sumber Propolis dan merah yang mempunyai bioflavonoid tinggi. Brasil sohor sebagai negara utama produsen Propolis di dunia. Produknya yang terkenal adalah Propolis bermutu tinggi karena kandungan bioflavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan komponen tumbuhan yang bersifat sebagai bahan-bahan anticendawan, antibakteri, antivirus, antioksidan, dan antiinflamasi. (Sumber: Trubus Online)

Comments