Jawaban Untukmu yang Karena Allah Aku Mencintaimu

Bismillaah…
Duhai akhwat yang kelak kau ada di sisiku setiap saat…
Terima kasih atas cucuran air mata dari telaga di sudut-sudut matamu, karena menulis dengan membawa segenap hatimu ke dalamnya,
karena baru kali ini dikau menulis dengan penuh cinta dan kasih yang amat terasa,
karena baru kali ini dikau beranikan diri untuk ungkapkan segalanya kepadaku,
karena baru kali ini dikau sengaja membuat tulisan yang ingin untuk kubaca,
karena baru kali ini butiran cintamu tak kuasa terbendung ketika dikau ingat perjalanan kita,
dan karena baru kali ini dikau menulis untuk seorang ikhwan…
Duhai akhwat yang karena Allah aku mencintaimu,
Engkau adalah akhwat yang kelak kubimbing dalam langkah-langkah menujuNya..
Engkau adalah akhwat yang kelak menjadikanku teladan dalam keseharian..
Engkau adalah akhwat yang kelak ada dalam suka dan dukaku..
Duhai akhwat yang karena Allah aku merindukanmu,
Dariku engkau belajar tentang kesabaran, saat dalam penantian akan diriku..
Dariku engkau belajar tentang keikhlasan, saat engkau menerima segala yang ada dalam diriku tanpa engkau rencanakan sebelumnya..
Dariku engkau belajar tentang kedewasaan yang sesungguhnya, saat kita menapaki titian pernikahan ini..
Dariku engkau belajar tentang pantang menyerah, saat kita melalui hari-hari penuh cobaan akan penantian yang sungguh terasa panjang ini..
Aku mujahidmu, penantian ini, bagimu adalah penantian yang begitu panjang dan penuh liku..
Di dalamnya terdapat onak dan duri yang senantiasa menghiasi perjalanan kita, sehingga engkau harus menjadikan hatimu seperti telaga yang airnya tak pernah habis, agar kesabaranmu pun tak ada habisnya..
Di dalamnya terdapat senyum dan tawa yang melengkapi keindahan penantian ini, sehingga engkau harus ekstra dalam menambah cintamu padaNya agar engkau senantiasa melantunkan syukur dalam doa-doa yang engkau panjatkan..
Di dalamnya terdapat sakit dan tangis yang menambah matang kedewasaan kita, sehingga engkau harus meninggikan keikhlasan yang kaupunya dan memusnahkan egomu agar kita tak sama-sama menjadi api dalam waktu bersamaan..
Duhai akhwat yang tatapannya meneduhkan hati,
Ada kalanya engkau lelah, tapi engkau tau lelah yang kaurasa tak selelah perjuanganku..
Ada kalanya engkau ingin marah, tapi engkau sadar bahwa marahmu hanyalah keinginan seorang anak-anak yang ingin ku perhatikan dan untuk itu engkau harus memperhatikanku lebih dulu..
Ada kalanya engkau ingin kupahami, tapi engkau tau aku selalu berusaha memahami dirimu bahkan lebih baik dari yang kaupinta padaku..
Ada kalanya engkau ingin menangis, tapi terkadang engkau menyembunyikannya karena engkau tak ingin aku dipusingkan dengan tangisanmu..
Ada kalanya engkau akan membuatku merasa sedih, sungguh bukan karena engkau ingin menyakitiku tapi engkau ingin aku mengetahui segala hal tentang dirimu tak hanya soal bahagiamu tapi juga sedihmu..
Ada kalanya engkau aku anggap begitu tak peduli, bukan sama sekali, engkau sungguh peduli tapi engkau mungkin tak tau cara seperti apa yang dapat kaugunakan untuk mengungkapkan kepedulianmu itu, maka engkau memohon padaku untuk mengajarimu akan hal itu..
Ada kalanya engkau menangis dan tak mengakuinya padaku, aku tahu engkau menangis bukan karena engkau lemah, tapi engkau manusia yang berperasa, dan dengan menangis engkau merasa  lebih tenang dan nyaman, maka kugenggam tanganmu dan kuizinkan engkau menangis di pelukanku karena itu membuatmu jauh lebih tenang ..
Ada kalanya engkau kuanggap begitu kekanak-kanakan, bukan sama sekali, engkau tak ingin menjadi anak-anak seperti yang kukatakan, tapi engkau sedang mencoba masuk ke dalam diriku dengan cara yang kaupunya karena engkau tau aku begitu menyukai anak kecil..
Bahkan ada kalanya engkau yang membuatku begitu marah, tapi engkau memohon saat itu menasehatimu dengan penuh hikmah, bukan dengan terpaan tanda seru yang menghujam, karena sungguh engkau pun memiliki sifat wanita yang lemah pada kelembutan..
Duhai akhwat yang senantiasa memancarkan mahabbah untukku,
Ketika aku tengah bercerita dengan penuh gelora, mungkin engkau akan diam saja mendengarkan, bukan tak mau menanggapi ceritaku atau menganggap ceritaku tak menarik, tapi karena engkau seorang yang dilatih keahliannya dalam mendengarkan dan saat itu engkau ingin membiarkanku meluapkan keceriaanku yang memang begitu kaurindukan..
Ketika engkau hanya ingin menceritakan hal-hal yang ringan, bukan karena engkau tak mau berdiskusi denganku, tapi karena engkau seorang yang dilatih kecerdasannya dalam memahami apa makna dari sikap dan air muka seseorang dan saat itu engkau melihatku tengah penat..
Ketika engkau tersenyum menatapku dengan tatapan sedikit sayu dan bersandar di bahuku, bukan karena engkau memintaku memanjakanmu, tapi karena engkau ingin sekadar menekankan bahwa kini aku juga punya kau di sisiku..
Ketika engkau bertingkah layaknya anak kecil, bukan karena engkau ingin ku perhatikan, tapi engkau ingin membiarkanku sedikit terlena  dalam kemanjaan dan keceriaanmu yang tak mungkin ku dapatkan di medan perjuangan dan sekadar untuk melepaskan beban pikiranku..
Ketika engkau tak berterus terang akan sakit yang tiba-tiba muncul di tengah pekatnya malam, bukan karena engkau tak mau jujur padaku, tapi karena engkau ingin aku tetap terlelap dalam tidurku yang nyenyak agar aku tidur cukup dan tidak lelah ketika menjalankan qiyamul lail..
Duhai akhwat yang karena Allah aku ingin menjadi pendampingmu,
Sungguh akhwatku, ada banyak hal yang kaulakukan yang mungkin ku tak memahaminya karena  engkau melakukannya dengan caramu sendiri,
bukan dengan caraku, maka kauminta aku sabar karena saat itu sebenarnya engkau tengah mempelajari diriku agar dapat melakukan hal-hal tersebut dengan cara yang ku inginkan..

Jawaban atas:
http://www.dakwatuna.com/2012/07/26/21867/untukmu-yang-karena-allah-aku-mencintaimu/#ixzz2Wia9OJUE 

Comments