Inspirasi Kesetiaan bersama Cap Kaki Tiga: Kesetiaan Anggota Yayasanku

Inspirasi Kesetiaan bersama Cap Kaki Tiga: Kesetiaan Anggota Yayasanku





Inspirasi kesetiaan kali ini sangat sesuai dengan kesetiaan yang dilakukan oleh Larutan Cap Kaki Tiga dengan formulasi turun temurun tetap terjadi sejak tahun 1937. Selama 75 tahun keberadaanya dan 32 tahun menyegarkan Indonesia,dengan satu kesatuan logo.

Semoga Yayasan kami dapat bermanfaat bagi umat, meskipun sementara jangkauan kami masih sempit. Bukan besar kecilnya peran kita yang dinilai Allah, tetapi nilai keikhlasan dan niat kita untuk peduli terhadap sesama.

Inspirasi ini dari salah satu anggota Yayasan kami yang rela hidup susah bersama tiga anggota lain (salah satunya bayi) dengan kemampuan Yayasan yang baru mampu memberikan Rp 50 rb/ hari. Sehingga mereka masih serba kekurangan. Untuk bayi saja minimal untuk susu dan bubur Rp 15 rb/ hari. Lalu, bagaimana mereka bisa makan dengan dana sebesar itu? Buktinya bisa, dengan makan seadanya, dan kayu bakar mencari di sekitar pendopo (gratis).

Anggota Yayasan ini lebih memilih hidup susah bersama Yayasan kami, daripada menggadaikan keyakinannya. Pernah dijanjikan oleh Saudaranya untuk dikuliahkan ke Amerika asalkan mau berpindah agama.

Yayasan kami tidak membedakan agama dalam menolong, tetapi kami juga menentang jual beli agama yang terjadi. Berapa banyak kisah sama seperti ini? Yang lain hanya mendengar dan melihat dari pihak lain, Alhamdulillah aku dapat menyaksikannya sendiri dan berkesempatan memberikan sedikit pertolongan. Di satu sisi dapat mengambil hikmah dari hal tersebut. Saat yang lain masih berkutat masalah keluarga, anak, orang tua, menumpuk kekayaan dan harta, Alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk sedikit meringankan penderitaan sesama.

Betapa besar jiwa anggota kami tersebut, belum tentu jika kita di posisi yang sama dengan dia, dengan tawaran seperti itu akan kuat menolaknya. Bukankah kita sudah mendengar banyak yang rela menggadaikan agamanya demi sedikit harta? Bukankah kita sudah mendengar banyak yang rela menggadaikan agamanya demi kenyangnya perut? Bukankah kita sudah mendengar banyak yang rela menggadaikan agamanya demi pendidikan gratis?

Beberapa pertanyaan timbul, kenapa kami tidak mengajukan proposal? Kenapa kami tidak menghubungi aparat desa atau dinas terkait? Itu bukan hal penting bagi kami. Kami mengajak peduli dengan memberi sedikit bukti. Kita mulai dari diri sendiri, keluarga, saudara, teman, kemudian seluruh umat. Disini kami membina karakter, mendidik supaya bisa hidup mandiri sambil mengajak umat lain untuk peduli dengan memberi contoh nyata. Kami hanya menerima bantuan dari yang sehati dengan kami, sama visi dan misinya. Tersentuh karena cerita dan perjuangan kami. Butuh keikhlasan soalnya, tidak keterpaksaan karena kami minta.

Program BLT, Jamkesmas, Raskin banyak yang kurang mengena, salah sasaran dan justru ajang korupsi. Saya contohkan, satu keluarga yang kami bantu. Memperoleh raskin sama seperti orang lain, satu keluarga 15 kg. Keluarga ini tidak memiliki sawah, memilik anak yang masih SMP dan dititipi bayi oleh anaknya yang mencoba peruntungan nasib di Jakarta. Bandingkan saja, 15 kg disamakan dengan yang memiliki sawah luas dan tidak memiliki tanggunggan lagi. Maka, perlu diperbaiki kriteria penerima dan besaran bantuan tersebut.

Lain lagi, ibu seorang yang golongan menengah. Karena faktor Kartu Keluarga yang masih menggabung dengan anaknya, sedangkan anaknya golongan menegah tetapi kurang peduli dengan ibunya ini (faktor tidak cocok dengan menantu). Sedangkan ibu ini harus berusaha sendiri dan hidup serba kekurangan. Kalau sistemnya tetap seperti ini, bagaimana bantuan bisa mengena? Semoga suatu saat sistem bisa diperbaiki.

Bukti nyata mulai kelihatan. Banyak yang kemudian berkeinginan membantu. Jalan Allah sudah mulai kelihatan. Semoga donatur lama dan calon donatur diberi kemurahan rezeki dan kesehatan sehingga niatnya membantu yayasan kami bisa terwujud.

Beberapa yang sudah mendekat adalah kelompok tani peternak lele yang bersedia mengajari tanpa dibayar ditambah kerjasama penjualan. Kelompok tani pengusaha mete yang berbagi ilmu gratis dan bersedia bagi hasil. Saudaraku yang memberikan uang warisan kepada keluargaku dan akhirnya bisa kugunakan untuk modal yayasan. Teman sekantorku yang sudah berniat untuk memberi tambahan modal usaha bagi yayasan. Juga pihak- pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu- persatu.

Semoga, tulisan ini bisa menginspirasi kita semua. Tidak harus hanya membantu anggota yayasan kami, tidak harus dengan uang semata. Bisa bantuan apa saja dan membantu siapa saja yang membutuhkan. Masih banyak cerita miris dari umat yang kami tolong, sehingga masih akan banyak cerita inspiratif di waktu, kesempatan dan wadah yang lain.

Terima kasih kepada jajaran pengurus Larutan Cap kaki Tiga yang memberi kesempatan kepada kami untuk saling mengabarkan berita inspiratif.

Bagi yang ingin menyampaikan cerita inspiratif lain dapat disampaikan melalui:
http://www.capkakitiga.com
http://www.facebook.com/kakitigaasli

Untuk melihat video Cap Kaki Tiga beserta link youtube supaya lebih mengenal produk dan perusahaan:
http://www.youtube.com/watch?v=RX0Ch8GmsnA


Bukti follow twitter:


Bukti like facebook:


Bukti publish tulisan:

Comments