KETAKUTAN

Dalam Kisah Mahabarata, Krishna berkata:"Manusia bertindak karena ketakutan. Apakah ketakutan ini dari hatinya atau ada yang menggerakkan?"
- Kurawa bergerak karena ketakutannya terhadap kehebatan Pandawa
- Pandawa bergerak karena takut aniaya oleh Kurawa
- Di balik pergerakan mereka, dewa sudah menentukan takdirnya

Tidak akan saya kaji lebih jauh. Saya mencoba menganalisa secara islami:

SURAT 51. ADZ DZAARIYAAT

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ 56

Bahwa manusia bergerak seharusnya atas kesadaran pribadi untuk menyembah/ mengabdi kepada Allah SWT. Kemudian berusaha semampunya, baru hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT.

Hidup diliputi keikhlasan, bukan ketakutan semata. Memang banyak yang sekarang takut:mati, anaknya kelaparan, hartanya habis. Sehingga menumpuk- numpuk harta.

Jadilah kita hamba yang hanya mengabdi kepada Allah SWT. Setiap langkah adalah ibadah kepadanya.
Jalan takdir sangat banyak dan bercabang. Tinggal jalan mana yang kita pilih. Saat kita pasrah terhadap jalan Allah, maka takdir terbaiklah yang kita terima. Makanya, perlu memilih jalan terbaik dan perlu berusaha mendapatkannya dengan maksimal.

Apabila kita mengikuti jalan Allah dan bukan jalan syetan, maka Allah akan menunjukkan jalan terbaiknya. Dalam berdoa:

SURAT 1. AL FAATIHAH

Tunjukilah kami jalan yang lurus, اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ 6

Cerita pewayangan ini, diambil kisahnya oleh Sunan Kalijaga, kemudian dikaji secara islami. Sehingga menghasilkan kisah yang sangat sarat hikmah. Cerita wayang ini dibumbui dengan pencarian jimat Kalimasada (Kalimat Syahadat), kemudian kisah Dewa Ruci yang sebenarnya menceritakan tentang nabi Kidzir AS. lalu digunakan untuk berdakwah. Menggunakan nilai budaya lama untuk menyebarkan agama Islam. Karena ajaran islam memang penyempurna, penutup. Islam harus fleksibel. Dalam berdakwah harus disesuaikan kondizi zaman. Contoh lain adalah Sunan Kudus yang tetap mensakralkan sapi sesuai adat di Kudus zaman hindu saat itu, sehingga dakwahnya bisa diterima masyarakat lokal.

Sebenarnya, oleh kelompok putihan, pendapat kelompok abangan ini banyak ditentang, khawatir menyesatkan umat karena ada budaya lokalnya. Hanya dijawab oleh kelompok abangan. Kelak, akan ada anak cucu yang meluruskannya. Termasuk di pundak kitalah tanggung jawab ini. Bagaimana kita menerangkan bahwa shalat dan membaca al-qur'an nilainya lebih tinggi daripada air jamasan pusaka atau air bekas mencuci kereta pusaka. Tapi, ini sulit. Semoga kita kelak diberi kesempatan.

Apabila sekarang ini, maka yang tepat metodenya adalah menulis: blog, novel, cerpen, menguasai media. Menguasai sektor ekonomi. Menguasai tekhnologi. Apabila ada niat baik dari kita dan kita bersatu, Allah akan menunjukkan jalannya. Bersatulah wahai umat Islam. Kita tunjukkan bahwa islam adalah agama yang benar, bukan hanya dari teorinya saja. Akan tetapi dengan bukti nyata ketulusan, kepedulian dan amal kita sesuai kemampuan dan pengetahuan kita masing- masing.

Comments