Assalamu'alaikum Wr Wb
Salam sejahtera bagi kita semua.
Alhamdulillahirobbil alamin.
Wassholatu Wassalamu 'ala ashrofil anbiya' i wal mursalin, sayyidina Muhammadin Wa'ala alihi
Wassholatu Wassalamu 'ala ashrofil anbiya' i wal mursalin, sayyidina Muhammadin Wa'ala alihi
Washohbihi ajma'in. Ama ba'du.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan karunianya.
Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammmad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh
pengikutnya.
Mohon maaf sebelumnya kepada para alim ulama semua.
Tulisan ini terutama untuk diri saya pribadi. Sekiranya ada yang berkenan, penulis berterima kasih sekali. Jika ada perbedaan pendapat, mohon maaf sebelumnya.
Kali ini saya ingin menyampaikan mengenai Kepedulian kita untuk membantu pengelolaan makam Wotgaleh ini supaya lebih baik.
Sejarah:
Nama aslinya adalah Jaka Umbaran. Ia merupakan putra dari Panembahan Senopati yang lahir dari istri putri Ki Ageng Giring.
Babad Tanah Jawi mengisahkan, Ki Ageng Giring menemukan kelapa muda ajaib yang jika airnya diminum sampai habis dalam sekali teguk, akan menyebabkan si peminum dapat menurunkan raja-raja tanah Jawa. Tanpa sengaja air kelapa muda itu terminum habis oleh Ki Ageng Pamanahan yang bertamu ke Giring dalam keadaan haus.
Ki Ageng Pamanahan merasa bersalah setelah mengetahui khasiat air kelapa ajaib itu. Ia lalu menikahkan putranya, yaitu Sutawijaya dengan anak perempuan Ki Ageng Giring.
Putri Ki Ageng Giring kemudian melahirkan Jaka Umbaran (diumbar dalam bahasa Jawa artinya “dilepas ke dunia luar sendiri”). Setelah dewasa Jaka Umbaran pergi ke Mataram untuk mendapat pengakuan dari ayahnya. Saat itu Sutawijaya sudah bergelar Panembahan Senopati. Melalui perjuangan yang berat, Jaka Umbaran akhirnya berhasil mendapat pengakuan sebagai putra Mataram dengan gelar Pangeran Purbaya.
Sumber:
Mengapa banyak hal istimewa (karomah) di Makam Wotgaleh?
1. Lokasi ini merupakan lokasi yang diberkati Allah SWT.
Kisah:
Beberapa tahun kemudian Joko Umbaran atau Pangeran Purbaya teringat lagi akan pesan ibunya untuk meluhurkan pepundennya. Maka bertepatan dengan hari Senin Kliwon Pangeran Purbaya bersama para pengawalnya berangkat ke Giring dengan maksud untuk memindahkan kerangka almarum ibunya. Setelah kerangka dimasukkan ke dalam peti, Pangeran Purbaya bersama rombongan lalu berjalan ke arah barat. Namun, ketika mereka sampai di Desa Badung tiba-tiba ada cahaya yang cepat bergerak dan akhirnya jatuh di depan Pangeran Purbaya. Oleh Pangeran Purbaya cahaya itu dianggap sebagai wahyu yang menandakan bahwa sang ibu harus dikuburkan di tempat jatuhnya cahaya.Kerangka Rara Rembayung lalu dimakamkan tepat di tempat jatuhnya wahyu. Setelah itu Pangeran Purbaya berkata kepada para pengiringnya, “Gandheng papan kene ngemu rasa lan anggonku menggalihake wus suwe banget, ndak jenengke pasarean Wotgaleh. Besuk kanggo sejarah kawula kabeh.” (Oleh karena tempat ini mengandung makna rasa dan aku pun sudah lama memikirkan untuk meluhurkan pepunden ibuku, maka makam ini kuberi nama Wotgaleh. Kelak makam ini akan menjadi tempat ziarah orang banyak).
2. Lokasi ini merupakan makam suci karena di dekatnya ada masjid yang sering untuk sholat serta airnya InsyaAllah selalu mengalir, tidak pernah kering.
3. Sebagai pengingat untuk tidak dilupakan, karena letaknya di pinggir kota Yogyakarta. Sekarang kita ketahui jarang dikunjungi Keraton Yogyakarta. Selain itu, makam ini tidak sebagus makam lain di Kotagede maupun Imogiri, padahal secara sejarah Pangeran Purboyo juga merupakan orang hebat yang bisa disejajarkan dengan tokoh- tokoh di makam tersebut.
Hikmah:
- Kita tidak perlu merengek untuk meminta belas kasihan Keraton Yogyakarta supaya mengucurkan perhatian berupa dana dan usaha. Sudah berterima kasih dengan pemberian selama ini. Kita bangun sendiri saja makam Wotgaleh ini. Karena itu, mohon bagi yang berkenan dari khususnya keturunan Trah Pangeran Purboyo dan umumnya bagi masyarakat yang perduli dengan Makam Wotgaleh ini untuk turut membantu pembenahan makam ini. Bisa dana, bisa tenaga. Jika saatnya tiba, akan kita umumkan bagaimana metode perbaikan makam ini.
- Mengingat perjuangan keras Pangeran Purbuyo untuk memperoleh pengakuan dari Panembahan Senopati, maka mohon untuk tidak melupakan trah keturunan Pangeran Purboyo. Harap yang sudah punya surat kekancingan dan tahu alur silsilah sampai dengan saat ini untuk dapat mengelolanya. Saya sarankan bisa dikelola oleh Juru Kunci makam ini. Gunanya adalah untuk menyambung tali silaturahmi dan semoga bisa menuju item no 1 diatas, yaitu untuk membantu pengelolaan makam Wotgaleh ini supaya lebih baik. Atau bisa saya bantu jika disampaikan melalu blog ini atau ke alamat email saya.
Yang sedikit ini semoga ada manfaatnya.
Shadaqallahul'adzim
Wallahu a'lam bish-shawab
Wabillahi taufiq walhidayah wassalamuala mursalin walhamdulillahirabbil alamin
Wassalamu'alaikum Wr Wb
Comments
Mhn maaf saya sangat tertarik utk mengetahui lbh jauh ttg trah purbaya ini.
keatas saya: siti zaenun - H Dimtayi Duan - Haji Ismail - keatasnya lagi sampai Pangeran Purbaya saya gak tau.
hadeuhh...
@Edi Darmawan. Mohon maaf, saya juga mengalami kesulitan. Di tepas darah, konsepnya manual. Jadi harus pinjam kekancingan Saudara lain, baru dicatat nomor dan ditelusuri trahnya. Semoga kelak bisa computerize.
Thanks be4. Siapa tahu kita bisa saling mendekta. Banyak juga dari Saudara lain yang mengalami kesulitan serupa. Semoga dimudahkan.
Thanks saya masih asli keturunan kanoman bantul yogyakarta
Thanks saya masih asli keturunan kanoman bantul yogyakarta
Saya tertarik dengan trah pangeran purboyo , Mohon siapa kiranya yg sudi menjelaskan kepada saya , mohon kirim email ke pedan2002@yahoo.com . Terimakasih sebelumnya , wassalamualaikum wbr
Saya jg turun ke-12 dr Panembahan Purboyo dan turun ke-13 dr Panembahan Senopati
Bulan lalu Saya berziarah ke Makam beliau, dan alhamdulillah makam di sana ckup terawat.
Suasana Masjid Sulthoni nya jg adem ayem buat sholat.
Salam guyub rukun sedoyo trah Panembahan Purboyo.